Era Kebangkitan Nasional
Kebangkitan Nasional adalah masa dimana bangkitnya semangat persatuan, kesatuan dan naisonalisme untuk menuju dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Disini para pemuda belajar dari masa lalu bahwa perlawanan yang dilakukan secara kedaerahan dan sendiri-sendiri tidak membawa pengaruh yang baik bagi rakyat Indonesia.
Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting antara lain berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA. Peristiwa kedua adalah Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pergerakan kebangkitan nasional sebetulnya diawali dengan didirikannya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan Solo. Sarekat Dagang Islam didirikan oleh haji Samanhudi untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada masa itu. Kemudian pada tahun 1906, SDI berubah menjadi Sarekat Islam.
Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting antara lain berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA. Peristiwa kedua adalah Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pergerakan kebangkitan nasional sebetulnya diawali dengan didirikannya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan Solo. Sarekat Dagang Islam didirikan oleh haji Samanhudi untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada masa itu. Kemudian pada tahun 1906, SDI berubah menjadi Sarekat Islam.
Pada 18 November 1912, KH Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Muhammadiyah di Kampung Kauman Yogyakarta. Organisasi ini didirikan untuk memurnikan ajaran Islam dari hal-hal yang berbau mistis. Kemudian pada tanggal 25 Desember 1912 berdiri Indisje Partij yang merupakan partai politik pertama yang didirikan di Indonesia. Pendirinya adalah dr. Tjipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara dan E.F.E Douwes Dekker yang kemudian dikenal dengan Tiga Serangkai.
Dari sinilah mulai bangkit rasa Nasionalisme dan mulai meninggalkan perlawanan yang bersifat kedaerahan. Selain perjuangan dengan mengangkat senjata, perlawanan juga mulai dilakukan melalui diplomasi dan perundingan. Pemerintah kemudian menetapkan tanggal berdirinya Boedi Oetomo sebagai Hari kebangkitan Nasional.